Senin, 02 Februari 2015

Ini Hanya Sebuah Cerita

        Sebuah pencapaian pasti pernah diraih oleh siapapun. Pencapaian itu dapat dikategorikan dari berbagai hal seperti karir, cinta, dan kebahagiaan lainnya. Kali ini, aku belum tahu entah ini pencapaian atau bukan namanya. Aku tengah menghadapi fase yang benar-benar mengharuskan aku untuk tetap belajar mencapai pendewasaan. Ceritanya begini, Aku kini tengah berusia 23 tahun dan kurang lebih empat bulan lagi usiaku akan bertambah satu tahun. Di usia 23 tahun ini banyak sekali kutemukan hal yang mengajariku untuk menjadi sosok yang lebih dewasa. Salah satunya pekerjaanku. Guru menjadi cita-citaku ketika aku masih duduk di bangku taman kana-kanak. Bagiku sosok guru sangat mulia, menyenangkan, dan ekstra sabar. aku suka mengenal orang baru. Mengenal individu baru bagiku menambah cerita dalam lembar kehidupanku. yah, inilah salah satu ujian pendewasaan buatku. Menerima dan menyelami karakter siswa itu tidak semudah kita berbicara bahkan tak semudah membalikkan telapak tangan. Akan tetapi, bagiku murid tetaplah manusia biasa. Aku pasti mampu menakhlukkan mereka meski hanya sekejap. Mendidik mereka bagiku sebuah kewajiban. Dan, kali ini aku tengah memilih dan memilah cara yang tepat untuk membuat mereka belajar memaknai sebuah pertemuan. baiklah, kita cukupkan cerita mengenai kesenanganku menjadi tenaga pendidik. Dalam waktu yang hampir bersamaan, kutemukan sosok yang kian membuatku tak pernah berhenti berekspektasi tentangnya. Ialah laki-laki yang kupilih menjadi teman yang menemaniku dalam hari-hariku. entah aku mencintainya atau tidak, sesungguhnya aku takut kehilangannya. Akan tetapi, ini hubungan paling aneh yang pernah kujalin. Kata-kata romantis bagiku menjadi saat-saat yang sangat esensial bagi hubunganku. bisa dihitung dengan jari seberapa banyak ia sempat mengungkapkannya kepadaku. Bagiku, tidak menjadi hal yang terlalu penting. Akan tetapi, sesekali aku ingin mendengarnya melantangkan suaranya lewat pertemuan dalam sebuah malam. Beberapa orang memandang aneh akan hubungan kami. Mereka menyangsikan kadar cinta lelaki itu terhadapku. Inilah ujian pendewasaan selanjutnya buatku. Aku telah memilihnya, berarti aku telah siap untuk berbagai risiko yang ia tawarkan untukku. Sebagai makhluk Tuhan, aku percaya akan karma phala. Setiap perbuatan akan mendapatkan timbal baliknya, hanya menunggu waktu yang kan memberikan alasannya. Kenyataan ini pula yang mengajarkan ku bahwa setiap hubungan memiliki kadar kesempurnaan hubungannya masing-masing. Setiap orang memiliki cara mencintai masing-masing sekalipun itu sangat aneh dan tidak lazim. -Poetri-2/2/14

CINTA ITU

Bagiku cinta itu murni

lahir dari keidaksengajaan

tumbuh lewat celah perhatian

Bagiku cinta itu keindahan

bersemi dalam cawan kebahagiaan

mekar dalam ketertawanan

Bagiku cinta itu keteguhan

tegar meski terhantam badai

kokoh meski terhempas karang

Bagiku cinta itu kesabaran

rela menanti

tiap denting waktu berganti

Bagiku, cinta itu kau.


2-2-2014 -Poetri-